WARNING: POTENTIALLY ANNOYING!
Jadi begini, kemaren saya tengah makan di CFC bersama sepupu saya, Syifa. Ketika saya dan sepupu lagi asyik-asyik makan, tiba-tiba datang seorang pengemis yang membuka pintu CFC lalu meminta uang kepada pelayan CFC. Pengemis ini nampaknya seperti bapak paruh baya berumur 50-an, badan masih lengkap (I mean he’s physically OK) berjalan masih tegap, berbicara masih lancar. Kemudian, pengemis ini memaksa meminta uang kepada pelayan CFC tersebut. Tetapi, pelayan CFC ini menolak memberi uang, karena bapak pengemis tersebut selalu datang ke gerai dan selalu menolak pergi sebelum dikasih uang.
Setelah itu, bapak pengemis tersebut datang ke meja saya, meminta uang. Jujur, awalnya saya tdk acuhkan dengan cara pura-pura sibuk menelfon, bahkan tidak saya beri sepersen rupiah pun. Sepupu saya, Syifa, berniat memberi bapak tersebut uang karena merasa kasihan—tetapi saya melarang.
Syifa: “Aku kasih dia uang ya”
Saya: “Enggak, Syifa!” (sambil berbisik)
Syifa: “Nggak papa, kasihan tau..”
Saya: “Pokoknya jangan, oke, jangan.”
Syifa pun mengurungkan niatnya untuk memberi pengemis tadi recehan setelah saya larang. Nah, the problem is, bapak pengemis nya bersikeras dan tetap meminta-minta sambil mengulurkan topinya yang dia harap akan saya isi uang. Karena saya tidak tahan, saya lapor ke mbak-mbak pelayan CFC tadi.
Saya: “Mbak, tolong donk itu bapaknya diusir, saya merasa terganggu, daritadi dia maksa minta uang.”
Mbak CFC: “Iya, bang, mohon maaf, bapaknya emang gitu, dia ga bakalan pergi sebelum kita kasih uang”
Saya: (Geleng-geleng kepala, lalu kembali ke meja saya)
Akhirnya, saya memberikan uang 2000 rupiah dan saya masukkan ke dalam topi bapak tersebut.
Ilustrasi bapak pengemis kemaren.
Sumber: Google Image
Kalian tahu apa yang terjadi setelah itu?
Bapaknya tetap tidak mau pergi dan malah meminta saya uang 5000, what?! Oh iya, dia juga meminta makanan saya untuk dibawa pergi olehnya. Saya coba tanya kalian, kira-kira jika kalian di posisi saya, kalian bakal ngapain? Tolong jawab jujur.
Saya tdk acuhkan bapaknya, dan saya pura-pura menelfon sambil melanjutkan makan saya. Ternyata oh ternyata, bapaknya tetap meminta-minta ke saya dan tetap tidak mau pergi, saya pun makin risih, lalu saya emosi dan melapor (lagi) ke pelayan CFC.
Saya: “Mbak, saya minta tolong ya, tolong diatasi bapak-bapak itu, saya betul-betul tidak nyaman. Saya ingin kalian usir bapaknya atau saya akan laporkan tentang buruknya pelayan di CFC ini ke manager kalian!”
Mbak: “Iya, bang.. Mohon maaf, akan kami usir ya, bang..”
FYI, ini CFC di kota kecil bernama Painan, saya tengsah berada di kampung halaman Ayah saya, karena ini CFC dikota kecil jadi tidak disediakan security, dan memang benar, yang mengusir bapak pengemis itu adalah para karyawan laki-laki yang secara rombongan mengusir bapak pengemis tersebut baik-baik.
Awalnya bapak pengemis tersebut tidak mau diusir dan hampir terjadi baku hantam, dan kalian tahu apa yang dilakukan bapak tersebut kepada saya? Dia mengata-ngatai saya yang tidak-tidak: Kurang lebih begini perkataan nya:
“Anj*ng kau, pelit kau, kusumpahin mati cepat kau!”
Astaga, untung saya punya anger management yang lumayan bagus, kalau tidak, entahlah. Saya sabar kok.
Jadi, apa pelajaran yang harus kita petik?
Hanya Satu: Stop memberi pengemis uang!
Terlepas dari buruknya pengalaman saya bersama pengemis, karena memang tidak seharusnya kita memberi pengemis uang. Apalagi pengemis-pengemis yang secara fisik masih utuh dan kuat—yang sebenarnya bisa memilih untuk bekerja lain dibandingkan menjadi seorang pengemis.
Kemudian, jika kalian tetap memberi uang kepada pengemis pun, hal tersebut tidak akan menyelesaikan permasalahan mereka, karena the moment ketika kamu memberi mereka uang, semakin bersemangatlah mereka untuk mengemis.
Ditambah lagi sosok pengemis memang bermain di ranah psikologis, yang membuat targetnya menjadi tersentuh dan merasa kasihan hingga “menderita” jika tidak kita beri uang. Saya bahkan sempat membaca artikel bahwa banyak sekali pengemis yang menipu dengan cara memanipulasi.
Terlepas dari se-mengerikan apapun pengemis nya, terlepas dari seburuk apapun attitude pengemisnya, atau bahkan terlepas dari betapa baiknya perilaku pengemis, kita tidak seharusnya memberikan mereka uang.
Teman-teman, percayalah, ini bukan perkara uang 2000 atau 5000 rupiah, permasalahan ini jauh lebih kompleks dari hal tersebut. Jadi, jangan sampai ada yang meneriakkan saya pelit hanya karena urusan ini. Agama saya pun juga mengajarkan bahwa tangan diatas itu jauh lebih baik dibanding tangan dibawah.
Semoga bermanfaat!