Pasar Pintar Digital Malang JAM. Kini Malang miliki pasar rakyat non tunai, Pasar Pintar Joyo Agung Malang. Itu karena letaknya berada di Jalan Joyo Agung. Merjosari, Lowokwaru, Kota Malang. Joyo Agung Market Jadi Destinasi Baru Pasar Pintar di Kota Malang, Berdayakan UMKM.
Dengan gencarnya Pemerintah Kota Malang dalam melakukan revitalisasi pasar tradisional menjadi pasar modern.
Keberadaan pasar tradisional yang dikonsep secara modern kini telah banyak ditemui di Kota Malang.
Pasar Pintar Digital Malang JAM
Pasar Pintar Joyo Agung Dibangun diatas lahan seluas kurang lebih 4.000 meter persegi, dan telah ada sebanyak 156 pedagang kecil termasuk sektor kecil yang berdagang disitu.
Tidak hanya menjadi tempat berjualan saja bagi pedagang. Akan tetapi beberapa sektor usaha yang mulai mnggeliat di Malang seperti Kopi dan usaha kuliner lainnya.
Pasar pintar Joyo Agung Market (JAM) diresmikan oleh Wali Kota Malang Drs. Sutiaji Kamis (20/2/2020).
Meskipun diresmikan Sutiaji, pasar pintar tersebut bukan milik Pemkot, tapi murni dikelola pihak swasta, yakni dari PT Joyo Agung Semesta.
Sutiaji meminta untuk terus memantau tata kelola manajemen dan transaksi para pedagang.
Sistem pembayaran cashless atau non tunai di pasar tradisional membuat pedagang harus terus belajar untuk transaksi dengan pembeli melalui aplikasi berbasis android.
Karena itu, Sutiaji meminta kepada pengelola pasar pintar JAM untuk terus mengawal dan mengedukasi pedagang.
Hal itulah yang kini coba dilakukan oleh pasar pintar Joyo Agung Market (JAM) yang dikelola oleh PT Joyo Agung.
JAM menjadi satu-satunya pasar rakyat di Kota Malang yang dikelola oleh swasta dan dikonsep secara modern dan berstandar SNI.
Hal ini terlihat dari segala macam sarana dan pra sarana yang terdapat di pasar tersebut.
Di antaranya ialah toilet, ruang laktasi, klinik, apotek, wifi gratis dan fasilitas lain yang kini masih dalam tahapan finishing.
Meski belum diresmikan, saat ini sudah ada 156 pedagang yang telah mengisi seluruh lapak di Joyo Agung Market.
Di bedak bagian depan pasar diisi oleh para pedagang yang menjual makanan dan minuman.
Sedangkan di bagian tengah pasar diisi oleh pedagang yang berjualan bahan kebutuhan pokok.
Para pedagang yang berada di JAM hanya dikenakan biaya sewa, mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 35.000 per harinya.
Pedagang atau UMKM 50 persen lebih merupakan warga sekitar sini.
Selain itu, dalam mengusung konsep pasar pintar di JAM, proses transaksi juga dapat dilakukan via online.
Pasar Rakyat Non Tunai
Yakni melalui aplikasi yang bernama Malltronik yang bisa diunduh melalui playstore android.
Malltronik merupakan sebuah terobosan terbaru bisnis masa depan yang memberikan sejuta kemudahan bagi semua segment masyarakat yang menjadi pengusaha dan memiliki bisnis online sendiri dengan konsep one touch klik.
Pembeli bisa langsung membeli barang tanpa harus menggunakan uang cash.
Yaitu cukup melakukan scan barcode di tiap lapak pedagang untuk melakukan transaksi.
Nantinya, barang bisa langsung dibeli dengan melakukan top up terlebih dahulu dalam aplikasi tersebut.
Penggunaan uang cash makin lama akan berkurang. Untuk itu kami mendorong dalam penggunaan cashless atau uang elektronik. Di sini top up bisa langsung melalui ovo.
Pembayaran yang memanfaatkan uang digital ini memberikan jaminan keamanan kepada pengunjung dan penjual.
Uang tunai kata dia dinilai rentan hilang, rusak, dan dicopet.
Pihaknya juga melakukan pasar pintar ini ingin memberikan edukasi kepada pedagang untuk cermat dan jeli melihat peluang di era digital ini.
Selain itu, JAM juga menyediakan pelayanan dengan cara delivery order.
Di mana pembeli bisa memesan langsung dari rumah tanpa harus ke pasar.
Untuk delivery, akan memberdayakan karang taruna yang ada di sekitar sini. Ya sistemnya seperti yang ada di ojek online tapi khusus mengantarkan pesanan saja.
Meski demikian, sebagai Direktur, Joko memiliki tantangan dan kendala tersendiri dalam mengusung konsep pasar pintar.
Salah satunya ialah mengajak para pedagang untuk mulai menggunakan sistem pembayaran cashless.
Dikarenakan, banyak sebagian besar dari pedagang tidak mengerti sistem pembayaran non tunai yang melalui aplikasi digital.
Jadi harus bersabar mengajari mereka. Seperti cara membuat email dan lain sebagainya.
Pasar Pintar Berdayakan UMKM
para pedagang yang berjualan di Pasar Pintar Joyo Agung merupakan orang-orang yang sesungguhnya belum terbiasa untuk bertransaksi tanpa menggunakan uang tunai.
Berbeda halnya dengan generasi milenial yang telah terbiasa cashless.
Karena itulah, diperlukan pembekalan atau edukasi secara berkelanjutan kepada para pedagang untuk membiasakan diri berjualan tanpa menggunakan uang tunai.
Selain itu, fasilitas pendukung untuk kelancaran transaksi juga dibutuhkan di Pasar Pintar Joyo Agung.
Sementara itu untuk meningkatkan kinerja para pedagang.
Sutiaji juga meminta pengelola meningkatkan bandwidth jaringan wifi.
Karena dalam hal ini wifi adalah alat utama pedagang untuk mengelola aplikasi yang digunakan untuk menjual dagangannya.
Sementara itu, Pedagang sayur mayur di Joyo Agung Market menilai, konsep pasar pintar menjadi daya tarik dirinya untuk berjualan di sini.
Untuk itu, pedagang berharap, ke depan JAM ini bisa semakin berkembang sebagai pasar yang bisa dinikmati oleh masyarakat Kota Malang.
Pengelola juga diharapkan meningkatkan kualitas dan kebersihan makanan yang diperjual belikan. Selain itu kebersihan tempat juga perlu diperhatikan agar kenyamanan tetap dirasakan oleh konsumen.
Selamat Berbelanja!
BACA JUGA : Tips Mengolah Serta Manfaat Buah dan Sayuran